twitter rss

Respiratory Rate

Label: ,
ILMU DASAR KEPERAWATAN V
RESPIRATORY RATE


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
                                                                2012/2013


KATA PENGANTAR
                 Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang Respiratory Rate (RR)  ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah IDK V Ifana Anugraheni, S.Kep, Ns, M.Kes.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari hasil browsing dan buku referensi yang relevan dengan tema. Tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah IDK V atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penyusun harap, dengan  membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Respiratory Rate (RR) yang ditinjau dari aspek keperawatan, khususnya bagi penyusun. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. 

Kediri, April 2012

Penyusun



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sebelum kita masuk pada topic pembahasan, sebelumnya kita harus mengetahui apa pengertian dari respirasi. Respirasi adalah proses umum dimana organisma mengambil energi bebas dalam lingkungannya dengan mengoksidasi substrat organik. Untuk mencapai hasil tersebut, organisma tingkat tinggi memakan berbagai bahan makanan dan mengubah menjadi molekul sederhana melalui proses pencernaan dan molekul yang terbentuk masuk dalam sel-sel yang selanjutnya mengalami oksidasi dengan bantuan sejumlah molekul oksigen yang berasal dari sitem pernapasan. Produk dari oksidasi (CO2 dan H2O) dikeluarkan oleh sel ke dalam lingkungannya (Sonjaya, 2008).
Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor utama yaitu, kimiawi dan pengendalian oleh saraf. Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernapasan yang terletak di dalam medula oblongata. Dan kalau dirangsang maka pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh saraf spinalis ke otot pernapasan- yaitu otot diafragma dan otot interkostalis.

1.2  Rumusan masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka  penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah:
1.       Apa pengertian Respiratory Rate?
2.       Apa tujuan penghitungan pernafasan?
3.       Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kecepatan bernafas?
4.       Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pernafasan?
5.       Apa sajakah gangguan dari pernafasan?

1.1  Tujuan
  1.   Untuk mengetahui pengertian dari Respiratory Rate
  2.   Untuk mengetahui tujuan penghitungan pernafasan
  3.   Untuk mengetahui factor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi RR
  4.   Untuk mengetahui bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pernafasan
  5.   Untuk mengetahui beberapa gangguan pernafasan

1.2  Manfaat
  1. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang Respiratory Rate
  2. Mahasiswa mengetahui tujuan perhitungan pernafasan
  3. Mahasiswa mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi RR
  4. Mahasiswa mengetahui beberapa gangguan dari pernafasan
 
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Pengertian Respiratory Rate (RR)
Menghitung pernafasan yaitu menghitung jumlah pernafasan dalam satu menit. Nilai pemeriksaan pernafasan merupakan salah satu indicator untuk mengetahui fungsi system pernafasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam paru dan pengaturan asam-basa.
Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor utama yaitu kimiawi dan pengendalian oleh saraf. Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernapasan yang terletak di dalam medula oblongata. Dan kalau dirangsang maka pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh saraf spinalis ke otot pernapasan, yaitu otot diafragma dan otot interkostalis. Pengendalian oleh saraf. Pusat pernapasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan. Melalui beberapa radix saraf servikalis impuls ini diantarkan ke diafragma oleh saraf frenikus dan di bagian yang lebih rendah pada sumsum belakang, impulsnya berjalan dari daerah torax melalui saraf interkostalis untuk merangsang otot interkostalis. Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostal yang kecepatan kira-kira lima belas kali setiap menit.
Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria. Kalau bernapas secara normal maka ekspirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar. Inspirasi-ekspirasi-istirahat. Pada bayi yang sakit urutan ini ada kalanya terbalik dan urutannya menjadi : inspirasi-istirahat-ekspirasi. Hal ini disebut pernapasan terbalik.

2.2  Tujuan penghitungan pernafasan:
  1. Mengetahui keadaan umum pasien/TTV pasien 
  2. Mengetahui jumlah dan sifat pernafasan dalam satu (1) menit
  3. Membantu menegakkan diagnose
  4. Untuk mengetahui RR normal menurut usia
2.3  Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecepatan Bernafas:
  • Usia
Secara normal keceptan berbeda. Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.

  •  Suhu
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.

  • Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.
4.      Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.

  • Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.

  • Jenis Kelamin
Kecepatan pernafasan pada laki-laki dan perempuan memiliki kecepatan pernafasan yang berbeda. Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria.

  • Ketinggian
Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya belalang pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.

  • Polusi Udara
Dengan adanya polusi udara, kecepatan pernapasan kita terganggu. Bernapas menjadi lebih menyesakkan sehingga kecepatan pernapasan menurun, jumlah oksigen yang dihisap menurun, kita pun menjadi lemas.

  • Olah Raga
Olahraga meningkatkan frekuensi dan kedalaman untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan menambah oksigen.

  • Nyeri Akut
Sebagai akibat stimulasi simpatik sehingga meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernafasan. Klien dapat menghambat pergerakkan dada bila ada nyeri pada area dada.

  •  Keadaan emosi atau psikis
Emosi, rasa takut dan sakit misalnya, menyebabkan impuls yang merangsang pusat pernapasan dan menimbulkan penghirupan udara secara kuat.

2.4  Yang perlu diperhatikan dalam pernafasan
1.      Frekuensi Pernafasan Normal
·         BBLR                   : 40-60 x/menit
·         1-11 bulan             : 30 x/menit
·         2 tahun                  : 25 x/menit
·         4-12 tahun             : 19-23 x/menit
·         14-18 th                 : 16-18 x/menit
·         Wanita Dewasa     : 18-20 x/menit
·         Laki-laki Dewasa  : 16-18 x/menit
·         Orang tua 50 th     : 14-16 x/menit
·         Orang tua 70 th     : 12-14 x/menit
2.      Irama pernafasan
Keteraturan inspirasi dan ekspirasi pernafasan yang normal. Irama pernafasan menggambarkan teratur atau tidaknya pernafasan.
Perbandingan antara frekuensi nafas dengan nadi. 1 : 4.
3.      Kedalaman
Dikaji dengan mengobservasi derajat penyimpangan atau gerakan dinding dada.
4.      Karakter dan Sifat
Pada orang yang normal saat inspirasi dan ekspirasi tidak bersuara, pada orang yang abnormal dalam bernafas bersuara.
Whezzing (mengi) : secara relative nadanya tinggi, dengan kualitas merintih. Bila terjadi penyempitan saluran pernafasan.
Ronkhi : Nada rendah, dengan kualitas mendengkur. Dapat disebabkan karena penumpukan secret.
2.5  Gangguan Pernafasan
Ada beberapa macam gangguan pada pernafasan :
1.      Takhipnoe : frekuensi pernafasan teratur namun cepat secara tidak normal.
Keadaan ini fisiologis terjadi peningkatan pengeluaran tenaga, ketegangan/ emosi.
2.      Patologis : Gejala yang menyertai demam penyakit paru dan jantung (>24x/mnt )
Bradipnoe :Frekuensi Pernafasan teratur namun lambat secara tidak normal.







BAB 3
CARA PENGUKURAN

3.1  Beberapa persiapan dalam penghitungan nafas:
A.    Persiapan Alat
1.      Jam tangan (dengan jarum detik)
2.      Sarung tangan bersih
3.      Stetoskop (untuk mengkaji RR dengan mendengarkan suara nafas)
4.      Larutan klorin 0,5 %
5.      Alat tulis

B.     Persiapan Lingkungan
1.      Tutup pintu, jendela, gorden
2.      Beri penerangan yang cukup
3.      Atur posisi pasien (supine/duduk)

C.     Persiapan Pasien
1.      Beri penjelasan tentang tujuan, manfaat dan kerugian
2.      Jelaskan langkah-langkah dari prosedur

D.    Tindakan
1.      Cuci tangan
2.      Pakai sarung tangan
3.      Pengkajian Respiratory Rate
-          Lihat dan observasi naik-turunnya dinding dada atau rasakan gerakan naik-turunnya dinding dada dengan meletakkan telapak tangan pada dinding dada
-          Observasi siklus pernafasan lengkap (sekali inspirasi dan sekali ekspirasi)
-          Jika siklus teratur. Hitung selama 30 detik hasilnya kalikan 2
-          Jika siklus tidak teratur hitung selama 1 menit penuh (untuk bayi harus dihitung selama 1 menit penuh)

-          Dengan stetoskop (mendengar suara nafas langsung) =
Þ    Letakkan/ pasang stetoskop pada salah satu lobus paru-paru, dengarkan suara nafas dan hitung siklus nafasnya 30 detik, hasilnya dikalikan 2 jika nafasnya teratur, dan selama 1 menit jika nafas tidak teratur.
        Sementara menghitung, perhatikan kedalaman pernafasan dan juga pola nafasnya.
4.      Rapikan pasien, kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
5.      Rapikan peralatan
6.      Lepas sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
7.      Cuci tangan

E.     Evaluasi
-          Hasil tindakan
-          Sampaikan pada klien hasil pemeriksaan
-          Tanyakan perasaan klien saat tindakan

F.      Dokumentasi
-          Waktu tindakan (Hari, Tanggal, Jam)
-          Hasil pemeriksaan
            -      Identitas pelaksana dan Tanda Tangan
 

BAB 4
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
Menghitung pernafasan yaitu menghitung jumlah pernafasan dalam satu menit. Nilai pemeriksaan pernafasan merupakan salah satu indicator untuk mengetahui fungsi system pernafasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam paru dan pengaturan asam-basa.
Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria. Kalau bernapas secara normal maka ekspirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar. Inspirasi-ekspirasi-istirahat.

1.2  Saran
1      .      Bagi Penyusun
       Dapat menambah pengetahuan serta menerapkannya dalam kasus nyata
2      .      Bagi Institusi Pendidikan
      Sebagai lahan kepustakaan tentang cara penghitungan RR
3      .      Bagi Pasien
      Pasien mendapatkab Asuhan Keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan dan penyakitnya.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan ( akses : http://tutorjunior.blogspot.com/2009/10/faktor-yang-mempengaruhi-kecepatan.html 9/04/2011)
Anonim. 2010. Proses Respirasi Dan Termoregulasi (akses : http://imamabror.wordpress.com/2010/03/24/proses-respirasi-dan-termoregulasi/#comment-39 9/04/2011)
Oryza, Sativa. 2010. Bagaimana Tubuh Melakukan  Regulasi (akses : http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2010/02/bagaimana-tubuh-melakukan-regulasi.html, 9/04/2011)
 


Posting Komentar


IP